Bupati Madiun Bawa 80 Pejabat ke Kaliurang Untuk Dengar Arahan Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U.
Mejayan – Seluruh jajaran pimpinan di Kabupaten Madiun terdiri Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten Sekda dan seluruh kepala OPD mendengarkan ceramah dan arahan Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. di Griya Persada Convention Hall Kaliurang, Minggu 2 Desember 2018.
Tak lama setelah mengisi kegiatan Bupati Madiun beserta jajarannya, Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. mengunggah cuitan di akun Twitter @mohmahfudmd : “Pagi ini diundang Bupati Madiun Bpk Ahmad Dawami untuk berceramah di hadapan pejabat2 Pemkab Madiun. Menariknya, Pak Bupati membawa 80 orng pejabat2nya dari Madiun ke Kaliurang, Yogyakarta dan di sana saya diminta memberi ceramah ttg Karakter Dasar Birokrasi Berwawasan Pancasila.”
Memang Pemerintah Kabupaten Madiun gagal mengundang Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. untuk berceramah di Kabupaten Madiun, sehingga Bupati dan jajarannyalah yang akhirnya datang ke Yogyakarta untuk mendengarkan ceramah dan arahan Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U.
Hal itu diakui oleh Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. melalui akun Twitter @mohmahfudmd : “Semula, pertengahan November kmarin, Pemkab Madiun meminta sy agar ke Madiun utk brceramah di sana. Ketika sy jawab bhw jadwal sy penuh dan tak memungkinkan ke Madiun maka mereka bilang, merekalah yg akan datang ke Yogya. Jadilah hr ini sy brceramah Birokrasi Pancasila kpd mereka.”
Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. juga memberikan apresiasi positif atas keseriusan Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos. dalam membangun birokrasi Pancasila di Kabupaten Madiun.
“Menurut saya bagus, Pemkab Madiun berani tegas menyebut ingin membangun “Birokrasi Pancasila”. Idenya, birokrasi kita hrs berwatak Pancasilais, melayani bukan menguasai, santun bkn arogan, melaksanakan nilai2 Pancasila bkn hanya scr hukum tetapi juga secara moral dan etik. Bravo.” Demikian ungkap Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. dalam akun Twitternya.
Bahkan Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U. melakukan pembelaan ketika salah seorang followernya menyatakan bahwa kegiatan ini adalah pemborosan.
“Ada yg bilang acr ini pemborosan. Mnrt sy, tergantung persepsinya. Perjalanan darat Madiun-Yogya dgn membawa mobil sendiri2 terkadang tak beda jauh ‘waktunya’ bila dibandingkan Jakpus-Cengkareng di waktu tertentu. Dlm tradisi Islam ada “rihlah ilmiah”, perjalanan mencari ilmu.” Demikian pembelaan Mahfud MD melalui akun Twitternya.